Rampak
Beduk merupakan sajian instrumen berupa perkusi, yang ditingkahi suara
bedug berbagai ukuran. Ada empat bedug diikat kain merah biru, yang
dipukul oleh pemain yang berdiri di tengah. Di pinggirannya, kelompok
musik menimpali dengan bedug berbagai ukuran. Sesekali suara terdengar
dari mulut para pemainnya, mirip suara musik tiup. Namun, tak ada sajian
instrumen tiup. Yang terdengar, suara harmonis antara bedug dan para
vokalis tradisi saling menyahut. Seni Rampak Bedug khabarnya berawal
dari kebiasaan penduduk berkeliling kampung sambil memukul bedug kala
sahur di bulan puasa. Yang kemudian dijadikan ajang untuk beradu keras
memukul bedug. Alhasil terjadilah pertemuan antar mereka, saling beradu
kekuatan bedug. Tari Rampak Beduk Banten dimainkan oleh secara masal.
Rampak Bedug berasal dari kata Rampak atau kompak yang berarti sama,
gerakannya sama, pukulannya sama. Asal muasal rampak bedug ini yaitu
pada jaman dahulu ketika masyarakat kampung akan menunaikan ibadah
sholat, sebelum adzan salah seorang dari mereka memukul-mukulkan media
yang bunyinya nyaring dan keras misalnya kentongan sebagai tanda waktu
sholat tiba. Namun ternyata bunyi kentongan ini sering disalah tafsirkan
oleh masyarakat setempat, karena bunyi kentongan ini bisa juga
diartikan adanya maling yang masuk ke kampung, nah supaya bisa
membedakannya maka diciptakanlah bunyi yang suaranya tidak menyerupai
kentongan namun masih nyaring dan keras yaitu bedug. Lambat laun,
ternyata masyarakat kampung sangat gemar sekali dengan suara dan pukulan
bedug ini, mereka silih berganti menabuh bedug ketika waktu sholat
tiba. Melihat hal tersebut akhirnya mereka mencetuskan suatu ide seni
menabuh bedug dengan banyak orang yaitu rampak bedug, yang kala itu
bernama bedug panjang, bedug yang disusun memanjang yang jumlahnya bisa
20 buah bedug. Dipukul secara bersama-sama dengan irama gerakan
tertentu. Rampak Bedug ini bisa kita jumpai di sela sela kegiatan
seremonial pejabat seperti HUT Kabupaten/ Kota di Propinsi Banten, atau
untuk menyambut kedatangan pejabat tinggi. Sampai sekarang rampak bedug
ini masih eksis dan terus dikembangkan melalui perpaduan gerak tari dan
alunan musik.